Abstract
Rapid advances in information technology have transformed news consumption toward online platforms, incentivizing speed and traffic-driven content that often yields sensational headlines (clickbait) and weak verification practices; two JawaPos.com reports serve as case points illustrating how media framing can carry ethical and legal ramifications in the digital news ecosystem. This study aims to examine how framing in two articles on JawaPos.com shapes public narratives and to assess the implications for journalistic ethics and Indonesia’s Electronic Information and Transactions Law (UU ITE). A qualitative case study approach was employed, with textual analysis of the selected news items as the primary unit. Data were collected from archived news content, legal documents (UU ITE, Press Council’s Cyber Media Guidelines), and academic literature. Robert N. Entman’s framing model (define problems, diagnose causes, make moral judgment, suggest remedies) guided the analysis, accompanied by source triangulation to ensure validity. Results indicate both reports rely on emotionally charged diction and social-media–sourced opinions without adequate verification; the “suggest remedies” element is largely absent, undermining balance and fact-checking. Such framing practices pose legal risks, potentially implicating Clauses 27A, 28(1), and 45A of the UU ITE, as the publication of unverified identities and allegations may harm personal reputations and propagate misleading information. Online newsrooms must strengthen editorial controls and layered verification procedures, aligning newsroom practices with cyber media guidelines and UU ITE, to preserve journalistic integrity and mitigate legal exposure.
Perkembangan teknologi informasi menggeser konsumsi berita ke ranah daring dan mendorong praktik pemberitaan yang mengedepankan kecepatan serta trafik, yang sering kali berujung pada headline sensasional (clickbait) dan pengabaian verifikasi. Dua kasus pemberitaan di JawaPos.com menjadi ilustrasi terkait dampak framing dan potensi implikasi hukum dalam konteks media daring. Penelitian ini bertujuan mengkaji bagaimana framing pemberitaan pada dua artikel JawaPos.com membentuk narasi publik dan menilai implikasinya terhadap etika jurnalistik serta ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Pendekatan kualitatif studi kasus digunakan dengan analisis teks sebagai unit analisis, data dikumpulkan melalui dokumentasi arsip berita, peraturan hukum (UU ITE, Pedoman Media Siber), dan literatur relevan. Analisis menggunakan model framing Robert N. Entman (define problems, diagnose causes, make moral judgment, suggest remedies) serta triangulasi sumber untuk menjaga validitas. Temuan menunjukkan bahwa kedua pemberitaan cenderung mengutamakan diksi dramatis dan sumber opini netizen tanpa verifikasi memadai, tahap “suggest remedies” minim atau absen, sehingga keberimbangan dan verifikasi terabaikan. Framing tersebut berpotensi menimbulkan konsekuensi hukum, khususnya terkait Pasal 27A, 28 ayat (1), dan 45A UU ITE, karena pemuatan identitas dan tuduhan yang belum terkonfirmasi dapat merugikan reputasi individu dan memicu penyebaran informasi menyesatkan. Media daring perlu memperkuat mekanisme editorial dan verifikasi, serta mengharmonisasikan praktik redaksional dengan Pedoman Media Siber sesuai ketentuan UU ITE untuk menjaga integritas jurnalistik dan mengurangi risiko hukum.
References
Ahmad, R. S., Puspaningtyas, D. A., & Ismariy, M. N. K. Al. (2025). Perlindungan Hukum Terhadap Privasi Pribadi di Era Digital. The Juris, 9(1), 15–23. https://doi.org/10.56301/juris.v9i1.1307
Alhasbi, F., Ramli, Asfar, A., Setyaningsih, R., Ismail, K., Harahap, T. K., Pratikna, R. N. R. N., Rachmawati, F., Agustiningsih, G., Sanjaya, R., Lestari, S., Nurliyani, Oktaviani, D. D., & Rakhman, C. U. (2023). Pengantar Ilmu Komunikasi. In Penerbit Tahta Media (1st ed., Issue SE-Katalog Buku). Tahta Media Group. http://tahtamedia.co.id/index.php/issj/article/view/40
BIP. (2017). Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elentronik: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008. Penerbit Bhuana Ilmu Populer.
Blom, J. N., & Hansen, K. R. (2015). Click bait: Forward-reference as lure in online news headlines. Journal of Pragmatics, 76, 87–100. https://doi.org/10.1016/j.pragma.2014.11.010
Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (2018). The Sage Handbook of Qualitative Research (5th ed.). SAGE Publications, Inc.
Devina, E., & Irawan, R. E. (2021). Analysis of Click Bait Phenomena in Indonesia Online News Media: Tribunnews.com with News Value. https://doi.org/10.2991/aebmr.k.210305.033
Entman, R. M. (1993). Framing: Toward Clarification of a Fractured Paradigm. Journal of Communication, 43(4), 51–58. https://doi.org/10.1111/j.1460-2466.1993.tb01304.x
Eriyanto. (2015). Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. LKiS.
Hadiyat, Y. D. (2019). Clickbait on Indonesia Online Media. Journal Pekommas, 4(1), 1. https://doi.org/10.30818/jpkm.2019.2040101
Hermida, A. (2012). Tweets and Truth: Journalism as a discipline of collaborative verification. Journalism Practice, 6(5–6), 659–668. https://doi.org/10.1080/17512786.2012.667269
Kovach, B., & Rosenstiel, T. (2021). The Elements of Journalism: What Newspeople Should Know and the Public Should Expect (4th ed.). Crown Publishing.
Kusumawardani, Q. D. (2019). Perlindungan Hukum bagi Pengguna Internet terhadap Konten Web Umpan Klik di Media Online. Jurnal Penelitian Hukum De Jure, 19(1), 11. https://doi.org/10.30641/dejure.2019.V19.11-30
Lengkey, D. J. (2025). Kajian Hukum Mengenai Pertanggungjawaban Pidana oleh Pelaku Penipuan melalui Media Komunikasi Seluler. Lex Privatum Jurnal Fakultas Hukum Unsrat, 15(5). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexprivatum/article/view/61895
Lim, M. (2022). Disinformation and digital media regulation in Southeast Asia: Navigating between control and freedom. Journal of Current Southeast Asian Affairs, 41(2), 235–257. https://doi.org/10.1177/18681034221107821
Mahendra, K., & Sukartik, D. (2024). Jurnalisme Clickbait di Media Online tribunpekanbaru.com dan riauonline.co.id. Jurnal Rise Mahasiswa Dakwah Dan Komunikasi (JRMDK), 6(1), 118–131.
Marwick, A. E., & Boyd, D. (2011). I tweet honestly, I tweet passionately: Twitter users, context collapse, and the imagined audience. New Media & Society, 13(1), 114–133. https://doi.org/10.1177/1461444810365313
Mastura, F. P., Utami, D., & Lukitowati, S. (2023). Etika Jurnalistik Penggunaan Clickbait oleh Vodcast Deddy Corbuzier dalam Mengemas Isu Seksualitas. MEDIUM: Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi UIR, 11(1), 52–67. https://doi.org/10.35678/medium.v11i1.3411
McQuail, D. (2010). Mass Communication Theory (6th ed.). SAGE Publications, Inc.
Molyneux, L., & Coddington, M. (2020). Aggregation, Clickbait and Their Effect on Perceptions of Journalistic Credibility and Quality. Journalism Practice, 14(4), 429–446. https://doi.org/10.1080/17512786.2019.1628658
Munger, K., & Phillips, J. (2022). Right-Wing YouTube: A Supply and Demand Perspective. The International Journal of Press/Politics, 27(1), 186–219. https://doi.org/10.1177/1940161220964767
Ningrum, A. S., & Ni’ami, M. (2025). Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Bagi Korban Tayangan Click Bait di Youtube [Universitas Muhammadiyah Surakarta]. https://eprints.ums.ac.id/135167/
Nurhalimah, Dulwahab, E., & Muslim, A. (2024). Pemahaman Wartawan Urban Media Network Bekasi Mengenai Clickbait di media online. Annaba: Jurnal Ilmu Jurnalistik, 9(3), 311–330. https://doi.org/10.15575/annaba.v9i3.37761
Pennycook, G., & Rand, D. G. (2021). The Psychology of Fake News. Trends in Cognitive Sciences, 25(5), 388–402. https://doi.org/10.1016/j.tics.2021.02.007
Peraturan Dewan Pers Tentang Pedoman Pemberitaan Media Siber, Pub. L. No. 1/Peraturan-DP/III/2012 (2012).
Peraturan Dewan Pers Tentang Pedoman Pengelolaan Akun Media Sosial Perusahaan Pers, Pub. L. No. 1/PERATURAN-DP/X/2022 (2022).
Prastyo, B. A. (2021). Fenomena Clickbait Jurnalism pada Media Online RedNews.co.id pada Periode Bulan Maret 2021 sampai Juni 2021 [Universitas Muhammadiyah Ponorogo]. https://eprints.umpo.ac.id/7113/
Rahman, A. (2025, July 19). Netizen Menduga, Orang Tua yang Menuntut Rp 25 Juta ke Guru Ahmad Zuhdi Adalah Politikus Partai Perindo. Jawa Pos. https://www.jawapos.com/nasional/016320649/netizen-menduga-orang-tua-yang-menuntut-rp-25-juta-ke-guru-ahmad-zuhdi-adalah-politikus-partai-perindo
Setiawan, H. (2025, July 14). Di Mata Masyarakat ASN Kemenag Dicap Sebagai Malaikat, Menag Ingatkan Pegawainya Minimal Tidak Seperti Iblis. Jawa Pos. https://www.jawapos.com/nasional/016295197/di-mata-masyarakat-asn-kemenag-dicap-sebagai-malaikat-menag-ingatkan-pegawainya-minimal-tidak-seperti-iblis
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, Pub. L. No. 11 Tahun 2008 (2008).
Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, Pub. L. No. 1 Tahun 2024 (2024).
Vosoughi, S., Roy, D., & Aral, S. (2018). The spread of true and false news online. Science, 359(6380), 1146–1151. https://doi.org/10.1126/science.aap9559

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Copyright (c) 2025 Mahsya Nawaffani, Faruq Alhasbi, Nafi’ Hanifah, Ibni Nur Salamah